Selasa, 12 Oktober 2010

THE NAME I LOVED




Title: The Name I Loved
Author: Nita a.k.a Kim Hyoni
Casts: Lee Jinki, Putrina a.k.a Jung Kajess
Genre: Romantic, Friendship
Summary: Jung Kajess dan Kim Hyoni adalah dua sahabat semenjak SMA. Mereka tiga tahun terpisah karena Hyoni kuliah di luar negeri. Saat Hyoni pulang ke Korea ia membawa kejutan yang tak pernah terduga oleh Kajess. Ia membawa berita bahwa ia akan menikah. Tapi apa yang akan terjadi jika pria itu adalah cinta pertamanya Kajess?




Jam menunjukkan pukul sembilan lebih. AMIGO Café di kawasan Seoul sudah mulai penuh, namun orang yang ditunggunya belum muncul juga.
“Ni,orang kemana,sih?,” gerutunya.
“Oiiii ! ! ! “
“Udah berapa tahun ya kita nggak ketemu?” ,Kajess menyambut teman SMA-nya dengan pelukan rindu.
“3 tahun berlalu,,,”
Kajess dan Hyoni adalah sahabat akrab sejak SMA. Baru beberapa hari ini, Kajess mengetahui Hyoni akan menikah, sehingga ia memutuskan untuk mencari tahu keberadaan Hyoni dari teman-teman SMA lain. Di café inilah mereka bernostalgia.
“Kamu mau nikah?”
“Kamu harus datang,lo! Ini undangannya.”
“Iya,aku di kasih tau ma Key. Tapi aku pengen denger dari kamu sendiri.”
“Mianhae… Kontak anak – anak pada kehapus, jadi agak susah menghubunginya juga. “
“Kamu sendirian ke sini?”
“Nggak,kok! Aku datang sama Onew. Dia lagi markir mobil,tuh. Terus mana pacarmu?”
“Wahhh… Jangan – jangan kamu masi epikiran Yunho,ya? “
“Nggak…”
“OMG! Kamu masi mikirin itu anak autis? “
***

Sementara itu, seorang pria di tempat parkir Café AMIGO menutup pintu mobil. Tiba-tiba HPnya berdering.
“Halo!”
“Onew! Kamu di mana?”
“Di parkiran,nih. Sebentar lagi aku naik.”
“Cepetan klien udah nuggu,nih,”
“Iya,ya,bentar!”
Onew mematikan ponselnya dan berlari menuju AMIGO Café. Sesaat dia mencari seseorang. Setelah yang ia cari melambaikan tangan, ia segera menghampirinya.”
“Onew oppa! Sini dulu!”
Onew melihat jam di tangannya. Ternyata ia masih punya cukup waktu. Ia pun menghampiri gadis itu.
“Onew oppa,kenalin ini sahabatku,Kajess. Kajess kenalin ini calon suamiku.”
“Annyeong!”
“Annyeong,Kajess!”
“Kajess?”, berusaha menyadarkan Kajess.
“ONEW  ! ! ! ! Ngapain kamu di situ? Cepet naik!”, omel Jonghyun.
“Oh,maaf! Aku harus pergi dulu.“
Sebelum naik, Onew mengamati Kajess, kemudia ia menggelengkan kepala dan naik ke tempat di mana kliennya berada.
“Kenapa? Suamiku terlalu ganteng,ya?”
“Dia mau ngapain di atas?”
“Aaah… Urusan kantor.”
“Kalian ketemu di mana?”
“Kenapa kamu nggak suka? Dia ganteng,kan?”
“Dia… Ah,nggak apa. Nggak kok. Kalian ketemu di mana?”
“Fuwfft… Dikirain kamu nggak suka. Aku ketemu dia pas lagi Hanami di Tokyo.”
***

Kajess, yang ketika itu masih 16 tahun, berlari-lari sambil menggigit roti tawarnya menuju halte, tepat saat bus yang ditumpanginya, hendak berangkat.
“TUNGGU! Berhentiii!”
 “Sial,” keluh Kajess. Arlojinya sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima. Ia bakal telat, dan dihukum lagi. Saat bus akhirnya sampai di halte SM Academy, Kajess nggak mau turun. Mending bolos dengan alasan sakit kulit atau gigi ompong daripada nekat masuk tapi disuruh lari keliling lapangan. Biar deh, bus ini akan membawanya ke mana asalkan tidak kembali ke SM Academy.
“Permisi, kita di mana ya? Ini daerah mana?” tanya Kajess pada pria bertopi di sebelahnya. Seumur-umur Kajess hanya ingat jalur bus dari rumah-sekolah-rumah. Ia tidak pernah bepergian lebih jauh dari wilayah sekolahnya.
“AH? “, Ia mengeluarkan notes seukuran buku tulis dari tas ranselnya. Pemuda bertopi itu kemudian mengeluarkan peta Seoul. Kajess bengong. Memangnya orang ini pengembara? Kajess terdiam beberapa detik, menyaksikan adegan ajaib dari orang ajaib.
“Ah! Kita di Gyonggido” Cowok itu menunjuk ke arah luar jendela.
“Gomawo.”Kajess manggut-manggut. Dipikir-pikir, kayaknya ia memang lebih aman membolos sekolah.
“Anda mau ke mana?”
“Jangan panggil Anda, saya masih 16 tahun.”
“Kita seumuran dong…”
“Lee Jinki imnida. Biasa di panggil Onew.” kata Onew lembut.
“Jinki-shi?”
            “Jangan,panggil Onew aja. Kamu?”
            “Jung Kajess. Ah,aku harus turun.”
            “Kajess! Gomawo!”
            Heee? Kajess heran di halte, menatap bus yang pergi. Apa maksudnya itu? Dia berterima kasih atas apa?
***

Esok harinya Kajess bermaksud kembali ke tempat kemarin.. Kebetulan lagi, di dalam bus, ia bertemu Onew, di posisi tempat duduk yang sama.
“Pagi Onew!”, Dengan sok kenal, Kajess melenggang menduduki bangku di sebelah Onew.
“Pagi!”
“Apa maksudmu kemarin bilang ‘gomawo’?”
“Ah,mungkin kamu salah orang. Kamu siapa,ya?”
“Hee?”
***

Kalau ada satu orang yang paling ingin Kajess peluk, itu adalah pria bertopi di hadapannya, Lee Jinki. Lelaki kalem itu dengan lemah lembut menjelaskan penyakitnya. Tapi Onew memiliki daya ingat teramat lemah, seolah-olah otaknya tak mampu menampung begitu banyak memori, hanya cukup untuk mengingat ayah, ibu, dan alamat rumahnya.
Jadi ini, alasan ia menenteng-nenteng peta Seoul kemana-mana?
“Kau bisa bermain skating, Kajess?” tanya Onew.
“Kalau kau?”
“Jangan remehkan aku mentang-mentang ingatanku lemah. Sejak kecil aku sering ber-skating ria, seenggaknya aku masih ingat cara meluncur dan berhenti.”
“Sini! Pegang tanganku!” Onew mengulurkan tangannya, menggenggam jemari Kajess. Kajess agak kaget, tapi kemudian ia mengikuti gerakan Onew. Dengan tangan telanjang tanpa sarung, ia menarik pergelangan Kajess di belakang, sehingga gadis itu bisa ikut meluncur bersama.
“Berhenti!”
“Kenapa?”
“Aku sebenernya jago skating. “,ia berbalik berlari sekuat tenaga menjauh dari Onew.
Onew yang merasa tertipu mengejarnya. Kajess berlari ke arah Onew untuk kabur. Tapi, ia jatuh menabrak Onew dan memeluk tubuhnya. Onew justru memeluk Kajess lebih erat.
            “Hayo,merah!”
“Kamu juga”
“Enggak,tuh!”
Onew mengecup bibir gadis itu. Wajah Kajess memerah seperti tomat. Onew cengar cengir. Hari itu adalah hari terakhir Kajess betemu Onew.
***
Dalam bus, Kajess hampir menitikkan airmata mengingat kenangan itu. Kenangan indah yang kini hanya menjadi kenangannya saja, karena Onew sudah tak mempedulikannya lagi. Bahkan, mengenal dirinya pun tidak.
“Onew…sebenarnya… dia lemah ingatan,” bisik Hyoni.
“Dia dibawa ke rumah sakit di Jepang untuk dioperasi, ternyata… operasi itu memang berhasil, akan tetapi…”
“Kenapa?”
“Onew oppa jadi lupa hal-hal yang terjadi sebelum operasi. Amnesia gitu, tapi hanya sebagian.”
“Maksudmu?”
“Dia tidak ingat apa-apa, kenapa bisa ada di rumah sakit, dia sedang apa… Yang ia ingat hanya ayah, ibu, dan namanya sendiri.” Hyoni menelah ludah.
“Aku mengenalnya ketika ia sedang terapi sesudah operasi, karena kebetulan kamarnya berada di sebelah kamar saudaraku, dan kami sering bertemu di taman rumah sakit.”
Kepala Kajess terasa berat.  Mungkin ia tak muncul di bus karena harus berangkat ke Jepang  untuk menjalani operasi. Dan kini, orang yang selalu diharapkannya akan kembali, datang sebagai calon suami sahabatnya sendiri. Bagaimana reaksi Hyoni kalau tau cinta pertama Kajess yang selalu diolok-oloknya sebagai kernet bus, sebentar lagi akan menjadi suaminya? Haruskah ia memberitahu Hyoni? Atau menceritakan segalanya secara diam-diam pada Onew? Percuma, tidak akan ada yang berubah kalau Onew tahu, ia sudah lupa masa lalunya dan di hatinya cuma ada Hyoni seorang.
***

Hari pernikahan. Dan disinilah Kajess, di ruang ganti pengantin wanita membantu Hyoni merias diri. Beberapa stylist sibuk menata rambut Hyoni.
Kalau kau memang tidak mengingatku lagi, mungkin kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Kajess berusaha mempercayai kalimat itu, sebagai kekuatan agar ia mampu melangkah memasuki ballroom dan menyaksikan pernikahan sahabatnya dengan Lee Jinki.
“Kajess, tolong ambilkan gaunku di dalam lemari dong,” pinta Hyoni. Kajess menurut dan beranjak menuju lemari yang ditunjuk. Sebuah gaun pengantin berenda berwarna putih, dan berleher rendah tergantung di dalamnya.
Betapa beruntungnya hidup Hyoni, mendapat suami baik nan tampan, tampil cantik di hari pernikahan dengan gaun seindah ini pula. She’s the drama queen today. Dan harusnya, Kajess senang akan hal itu.
“Apa?”
“Ah, tidak. Ini gaunmu,” balas Kajess dan menarik hanger penggantung gaun tersebut keluar, namun seketika, sebuah buku terjatuh membentur lantai lemari.
“Apa itu?” tanya Hyoni.
“Buku jatuh…”
“Notes milik Onew oppa. Kau tahu kan, sebelum operasi ingatannya lemah? Nah, ia selalu menulis segala hal di notes itu agar ingat hal-hal penting. Oppa menitipkannya padaku, tapi aku tidak tertarik membacanya. Toh itu sudah masa lalu, buat apa diingat-ingat lagi kan?”
“Kenapa notes ini ada di lemari?”
“Aku membawanya kalau-kalau aku boring ketika dirias. Tapi kan ada kamu disini, jadi aku tidak membutuhkannya lagi,” tukas Hyoni ceria.
“Kalau kau mau baca atau bawa silahkan, nanti kalau ada kisah tentang cinta pertama, atau pertama kali dia ciuman, kasih tahu ya, hehehe~”
***

Sepuluh menit sebelum upacara pernikahan mulai, para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Kajess duduk manis di baris ketiga dari depan, menunggu kedua mempelai muncul, sambil membuka-buka notes milik Onew.
Halaman pertama dan kedua dihiasi gambar-gambar lucu. Ada sketsa jalanan kota Seoul, dan restoran-restoran enak di sekitar Gyeonggido. Namun, ketika mencapai ke lembar terakhir, Kajess kaget. Bibirnya bergetar, dan tangannya mati rasa. Nama Jung Kajess jelas-jelas tertera di situ.
Alasan aku mengucapkan terima kasih pada saat kita pertama bertemu, adalah  karena kau orang pertama yang mengajakku bicara selain keluargaku. Kau memberiku kenangan akan banyak hal yang amat berharga, meski kau tahu dengan cepat aku akan melupakannya lagi.

Jung Kajess the named I loved once in lifetime.
Name that I’ve loved, and I hope it will be everlast.
Though this damn disease makes me forget you, your name, your smiling face, your shining eyes…
But believe it, that your face, your name, and your smile will remain forever in my heart
till the day I die. Even physicly I can’t remember you, in the bottom of my heart, I do mindful of loving you.
This feeling is not written on paper, for paper can be read and erased as time goes by.
Nor is it etched on stone, for stone can be broken. But it is inscribed in my heart and there is shall remain forever.
Jung Kajess, the name I loved
Has becoming further and further away from me
From that day I only realized that I will only love you forever
Love that cant be together can also be known as LOVE
No matter how close we are, I know that I cant love you anymore.

Onew ternyata masih mencintainya! Kalau Kajess mengaku dan bercerita padanya, maka mereka berdua bisa kembali bersatu dan pernikahan ini selesai.
Saat Kajess tersadar, ia masih memeluk notes yang kertas-kertasnya sudah lecek ketetesan airmata. Onew dan Hyoni sudah berada di altar untuk mengikat janji. Percuma, semua terlambat. Kalau saja ia menyadari lebih awal, ia bisa mempertahankan Onew, maka pernikahan ini tak akan pernah terjadi.
Tidak. Selama mereka belum bertukar cincin, mereka belum sah sebagai suami-istri. Masih ada waktu untuk menggagalkan pernikahan ini dan Kajess sudah bersiap menanggung segala risikonya. Dengan masih menggenggam notes Onew, Kajess berjalan ke depan altar.
***

0 komentar: